Monthly Archives: Desember, 2015

RUMUS K13 UNTUK NILAI KOMPETENSI SIKAP (Bagian Dua)

Oleh: Jumadal Afrizal, M. Pd*

Pada Bagian Satu saya telah menjelaskan bagaimana menghitung Nilai Kompetensi Sikap dengan menggunakan Penilaian Observasi. (Baca kembali: https://jumadalafrizal.wordpress.com/2015/12/05/rumus-k13-untuk-nilai-kompetensi-sikap-bagian-satu/).

Untuk melanjutkan tulisan tersebut, maka pada Bagian Dua ini saya akan menjelaskan penilaian dengan menggunakan Instrumen Penilaian Diri Sendiri. Penilaian sikap yang akan saya jelaskan adalah Sikap Jujur dan Sikap Disiplin. Berdasarkan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 instrumen yang digunakan untuk melakukan penilaian diri sendiri terhadap Sikap Jujur dan Sikap Disiplin adalah sebagai berikut:

Lembar Penilaian Diri-Sikap Jujur

Lembar Penilaian Diri-Sikap Disiplin

Untuk memberikan penilaian maka guru harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahap 1 

Guru harus menghitung skor yang diperoleh peserta didik berdasarkan hasil penilaian diri sendiri.

Contoh:

Untuk Sikap Jujur terdapat 5 (lima) pernyataan. Bila pernyataan positif maka TP diberi skor 1, KD diberi skor 2, SR diberi skor 3 dan SL diberi skor 4. Sebaliknya, jika pernyataan negatif maka TP diberi skor 4, KD diberi skor 3, SR diberi skor 2 dan SL diberi skor 1.

Misalnya Pernyataan No 1 (pernyataan negatif) diisi KD, Pernyataan No 2 (pernyataan negatif) diisi SL, Pernyataan No 3 (pernyataan positif) diisi SL, Pernyataan No 4 (pernyataan positif) diisi TP dan Pernyataan No 5 (pernyataan positif) diisi KD. Maka skor yang diperoleh adalah 3 + 1 + 4 + 1 + 2 = 11.

Untuk Sikap Disiplin terdapat 8 (delapan) sikap yang diamati. Bila mendapat Ya diberi skor 1 (satu) dan bila mendapat Tidak diberi skor 0 (nol). Misalnya Sikap No 1 mendapat Ya, Sikap No 2 mendapat Tidak, Sikap No 3 mendapat Tidak, Sikap No 4 mendapat Ya, Sikap No 5 mendapat Ya, Sikap No 6 mendapat Tidak, Sikap No 7 mendapat Ya, dan Sikap No 8 mendapat Tidak. Maka skor yang diperoleh adalah 1 + 0 + 0 + 1 + 1 + 0 + 1 + 0 = 4.

Tahap 2 

Guru harus merubah skor yang diperoleh tersebut ke dalam skala 4.

Untuk Sikap Jujur menggunakan rumus:

rumus observasi 1

Contoh:

Dari skor yang diperoleh seperti contoh pada tahap 1 di atas diperoleh :

diri 2

Untuk Sikap Disiplin menggunakan rumus:

rumus observasi 3

Contoh:

Dari skor yang diperoleh seperti contoh pada tahap 1 di atas diperoleh :

rumus observasi 4

Tahap 3 

Guru harus mengkonversi nilai skala 4 tersebut ke dalam Predikat Nilai Kompetensi Sikap sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu :

                              Sangat Baik    : 3,33 < skor ≤ 4,00

                              Baik                   : 2,33 < skor ≤ 3,33

                              Cukup               : 1,33 < skor ≤ 2,33

                              Kurang              : 0,01< skor ≤ 1,33

Contoh:

Untuk Sikap Jujur, skala 4 yang diperoleh adalah 2,2 maka predikat nilainya adalah berada pada rentang 1,33 < skor ≤ 2,33 artinya mendapat predikat Cukup apabila lebih besar dari 1,33 dan lebih kecil atau sama dengan 2,33. Dengan demikian Skor 2,2 mendapat Predikat Cukup.

Untuk Sikap Disiplin, skala 4 yang diperoleh adalah 2 maka predikat nilainya adalah berada pada rentang 1,33 < skor ≤ 2,33 artinya mendapat predikat Cukup apabila lebih besar dari 1,33 dan lebih kecil atau sama dengan 2,33. Dengan demikian Skor 2 mendapat Predikat Cukup.

Cara manual di atas bisa digunakan tetapi membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama. Maka saya memberikan jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut dengan merubah sistimnya dari penilaian secara manual menjadi penilaian dengan sistim komputerisasi. Jadi guru tidak perlu lagi menggunakan kalkulator atau mencari satu persatu predikat skor yang sesuai yang cukup banyak menghabiskan waktu dan energi. Namun cukup sekali ketik angkanya saja maka semua hasil langsung diperoleh secara cepat dalam detik itu juga.

Namun ada persyaratan harus dipenuhi yaitu guru harus memahami penggunaan Microsot Excel 2007. Karena penilaian dengan sistim komputerisasi yang saya berikan ini adalah menggunakan rumus-rumus yang tersedia pada Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah langkah-langkah cara menggunakannya:

1. Buatlah tabel pada Microsoft Excel seperti contoh berikut.

tabel - penilaian diri 12. Kemudian isilah pada kolom NO, NAMA SISWA dan SKOR.

3. Untuk Sikap Jujur, pada cell E10 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                                =(D10*4)/20

4. Untuk Sikap Jujur, pada cell E11 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                                =(D11*4)/20

5. Lalu blok cell E10 dan cell E11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

6. Untuk Sikap Jujur, pada cell F10 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(E10>3.33,”Sangat Baik”,IF(E10>2.33,”Baik”,IF(E10>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

7. Untuk Sikap Jujur, pada cell F11 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

 =IF(E11>3.33,”Sangat Baik”,IF(E11>2.33,”Baik”,IF(E11>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

8. Lalu blok cell F10 dan cell F11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

Selanjutnya ulangilah langkah-langkah di atas untuk Sikap Disiplin yaitu:

9. Untuk Sikap Disiplin, pada cell I10 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                                =(H10*4)/8

10. Untuk Sikap Disiplin, pada cell I11 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                                =(H11*4)/8

11. Lalu blok cell I10 dan cell I11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

12. Untuk Sikap Disiplin, pada cell J10 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(I10>3.33,”Sangat Baik”,IF(I10>2.33,”Baik”,IF(I10>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

13. Untuk Sikap Disiplin, pada cell J11 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

 =IF(I11>3.33,”Sangat Baik”,IF(I11>2.33,”Baik”,IF(I11>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

14. Lalu blok cell J10 dan cell J11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

15. Langkah-langkah di atas akan menghasilkan tabel berikut.

tabel - penilaian diri 2

16. Maka secara otomatis akan menghasilkan predikat nilai sikap tanpa perlu melihat pedoman penilaian sikap K-13.

Mudah-mudahan rumus yang saya berikan ini bermanfaat bagi guru-guru di Indonesia. Selamat mencoba!

*Penulis adalah seorang guru yang berdomisili di Banda Aceh (bagi yang ingin berkomunikasi dengan penulis silakan kirim email ke: jumadalafrizal@gmail.com).

PENTING!!!

Bagi Bapak/Ibu/Sahabat yang ingin mengutip tulisan ini harap menyebutkan sumbernya sebagai bentuk penghargaan atas hak cipta intelektual yang telah diatur oleh undang-undang. Terima kasih atas pengertiannya.

NB:

Masih merasa kesulitan memahami tulisan ini? Silahkan langsung download artikelnya di sini.

Sudah berusaha tapi masih susah membuat tabel dan rumusnya? Silahkan langsung download aplikasinya di sini.

RUMUS K13 UNTUK NILAI KOMPETENSI SIKAP (Bagian Satu)

Oleh: Jumadal Afrizal, S.Si, M. Pd*

Sebelumnya saya telah menjelaskan bagaimana menghitung Nilai Kompetensi Pengetahuan dan Nilai Kompetensi Ketrampilan pada Kurikulum 2013 (K-13). (baca kembali: https://jumadalafrizal.wordpress.com/2015/11/15/rumus-k13-untuk-nilai-kompetensi-pengetahuan-2/ dan https://jumadalafrizal.wordpress.com/2015/12/05/rumus-k13-untuk-nilai-kompetensi-ketrampilan/).

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan bagaimana membuat penilaian pada Kurikulum 2013 (K-13) untuk Nilai Kompetensi Sikap. Berdasarkan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 penilaian sikap diperoleh dengan menggunakan instrumen:

  1. Penilaian observasi
  2. Penilaian diri sendiri
  3. Penilaian antar peserta didik
  4. Jurnal catatan guru

Di dalam tulisan ini saya hanya menjelaskan penilaian dengan menggunakan Instrumen Penilaian Observasi. Penilaian sikap yang akan saya jelaskan adalah Sikap Jujur dan Sikap Disiplin. Berdasarkan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 instrumen yang digunakan untuk melakukan observasi terhadap Sikap Jujur dan Sikap Disiplin adalah sebagai berikut:

pedoman observasi sikap jujur

pedoman observasi sikap disiplin

Untuk memberikan penilaian maka guru harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahap 1 

Guru harus menghitung skor yang diperoleh peserta didik berdasarkan hasil observasi.

Contoh:

Untuk Sikap Jujur terdapat 5 (lima) aspek pengamatan. Misalnya Pengamatan No 1 mendapat skor 2, Pengamatan No 2 mendapat skor 3, Pengamatan No 3 mendapat skor 4, Pengamatan No 4 mendapat skor 4 dan Pengamatan No 5 mendapat skor 2. Maka skor yang diperoleh adalah 2 + 3 + 4 + 4 + 2 = 15.

Untuk Sikap Disiplin terdapat 8 (delapan) sikap yang diamati. Bila mendapat Ya diberi skor 1 (satu) dan bila mendapat Tidak diberi skor 0 (nol). Misalnya Sikap No 1 mendapat Ya, Sikap No 2 mendapat Tidak, Sikap No 3 mendapat Tidak, Sikap No 4 mendapat Ya, Sikap No 5 mendapat Ya, Sikap No 6 mendapat Tidak, Sikap No 7 mendapat Ya, dan Sikap No 8 mendapat Tidak. Maka skor yang diperoleh adalah 1 + 0 + 0 + 1 + 1 + 0 + 1 + 0 = 4.

Tahap 2 

Guru harus merubah skor yang diperoleh tersebut ke dalam skala 4.

Untuk Sikap Jujur menggunakan rumus:

rumus observasi 1

Contoh:

Dari skor yang diperoleh seperti contoh pada tahap 1 di atas diperoleh :

rumus observasi 2

Untuk Sikap Disiplin menggunakan rumus:

rumus observasi 3

Contoh:

Dari skor yang diperoleh seperti contoh pada tahap 1 di atas diperoleh :

rumus observasi 4

Tahap 3 

Guru harus mengkonversi nilai skala 4 tersebut ke dalam Predikat Nilai Kompetensi Sikap sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu :

                              Sangat Baik    : 3,33 < skor ≤ 4,00

                              Baik                     : 2,33 < skor ≤ 3,33

                              Cukup                : 1,33 < skor ≤ 2,33

                             Kurang               : 0,01< skor ≤ 1,33

Contoh:

Untuk Sikap Jujur, skala 4 yang diperoleh adalah 3 maka predikat nilainya adalah berada pada rentang 2,33 < skor ≤ 3,33 artinya mendapat predikat Baik apabila lebih besar dari 2,33 dan lebih kecil atau sama dengan 3,33. Dengan demikian Skor 3 mendapat Predikat Baik.

Untuk Sikap Disiplin, skala 4 yang diperoleh adalah 2 maka predikat nilainya adalah berada pada rentang 1,33 < skor ≤ 2,33 artinya mendapat predikat Cukup apabila lebih besar dari 1,33 dan lebih kecil atau sama dengan 2,33. Dengan demikian Skor 2 mendapat Predikat Cukup.

Cara manual di atas bisa digunakan tetapi membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama. Maka saya memberikan jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut dengan merubah sistimnya dari penilaian secara manual menjadi penilaian dengan sistim komputerisasi. Jadi guru tidak perlu lagi menggunakan kalkulator atau mencari satu persatu predikat skor yang sesuai yang cukup banyak menghabiskan waktu dan energi. Namun cukup sekali ketik angkanya saja maka semua hasil langsung diperoleh secara cepat dalam detik itu juga.

Namun ada persyaratan harus dipenuhi yaitu guru harus memahami penggunaan Microsot Excel 2007. Karena penilaian dengan sistim komputerisasi yang saya berikan ini adalah menggunakan rumus-rumus yang tersedia pada Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah langkah-langkah cara menggunakannya:

1. Buatlah tabel pada Microsoft Excel seperti contoh berikut.

tabel-observasi 1

2. Kemudian isilah pada kolom NO, NAMA SISWA dan SKOR.

3. Untuk Sikap Jujur, pada cell E10 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                               =(D10*4)/20

4. Untuk Sikap Jujur, pada cell E11 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                               =(D11*4)/20

5. Lalu blok cell E10 dan cell E11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

6. Untuk Sikap Jujur, pada cell F10 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(E10>3.33,”Sangat Baik”,IF(E10>2.33,”Baik”,IF(E10>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

7. Untuk Sikap Jujur, pada cell F11 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

 =IF(E11>3.33,”Sangat Baik”,IF(E11>2.33,”Baik”,IF(E11>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

8. Lalu blok cell F10 dan cell F11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

Selanjutnya ulangilah langkah-langkah di atas untuk Sikap Disiplin yaitu:

9. Untuk Sikap Disiplin, pada cell I10 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                               =(H10*4)/8

10. Untuk Sikap Disiplin, pada cell I11 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                               =(H11*4)/8

11. Lalu blok cell I10 dan cell I11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

12. Untuk Sikap Disiplin, pada cell J10 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(I10>3.33,”Sangat Baik”,IF(I10>2.33,”Baik”,IF(I10>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

13. Untuk Sikap Disiplin, pada cell J11 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

 =IF(I11>3.33,”Sangat Baik”,IF(I11>2.33,”Baik”,IF(I11>1.33,”Cukup”,”Kurang”)))

14. Lalu blok cell J10 dan cell J11 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah () pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah (+) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

15. Langkah-langkah di atas akan menghasilkan tabel berikut.

tabel - observasi 2

16. Maka secara otomatis akan menghasilkan predikat nilai sikap tanpa perlu melihat pedoman penilaian sikap K-13.

Mudah-mudahan rumus yang saya berikan ini bermanfaat bagi guru-guru di Indonesia. Selamat mencoba!

*Penulis adalah seorang guru yang berdomisili di Banda Aceh (bagi yang ingin berkomunikasi dengan penulis silakan kirim email ke: jumadalafrizal@gmail.com).

PENTING!!!

Bagi Bapak/Ibu/Sahabat yang ingin mengutip tulisan ini harap menyebutkan sumbernya sebagai bentuk penghargaan atas hak cipta intelektual yang telah diatur oleh undang-undang. Terima kasih atas pengertiannya.

 

NB:

Masih merasa kesulitan memahami tulisan ini? Silahkan langsung download artikelnya di sini.

Sudah berusaha tapi masih susah membuat tabel dan rumusnya? Silahkan langsung download aplikasinya di sini.

RUMUS K13 UNTUK NILAI KOMPETENSI KETRAMPILAN

Oleh: Jumadal Afrizal, S.Si, M.Pd*

Sebelumnya saya telah menjelaskan bagaimana menghitung Nilai Kompetensi Pengetahuan pada Kurikulum 2013 (K-13) (Baca kembali https://jumadalafrizal.wordpress.com/2015/11/15/rumus-k13-untuk-nilai-kompetensi-pengetahuan-2/).

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan bagaimana membuat penilaian pada Kurikulum 2013 (K-13) untuk Nilai Kompetensi Ketrampilan. Pada K-13 nilai tidak lagi berbentuk angka tetapi harus dikonversi ke huruf (predikat) yang sudah ditetapkan berdasarkan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013.

Untuk melakukan penilaian pada kurikulum 2013 guru harus melewati tiga tahapan yaitu:

Tahap 1 ⇒

Guru harus memberikan nilai dengan skala 100 yang diperoleh peserta didik baik yang diperoleh dari evaluasi harian seperti latihan dan PR maupun pada evaluasi lainnya seperti UTS dan Ujian Semester. Misalnya 70, 85, 67 dan sebagainya. Tahap ini sudah biasa dilakukan oleh guru pada penilaian dengan KTSP 2006. Jadi pekerjaan ini tidaklah terlalu sulit.

Tahap 2 ⇒

Guru harus merubah nilai yang diperoleh tersebut ke dalam skala 4 yaitu dengan menggunakan rumus:

equation 1

Contoh:

equation 2

 

Tahap 3 

Guru harus mengkonversi nilai skala 4 tersebut ke dalam Predikat Nilai Kompetensi Ketrampilan sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu :

                              A          : 3,66 < Nilai ≤ 4,00

                              A-        : 3,33 < Nilai ≤ 3,66

                              B+        : 3,00 < Nilai ≤ 3,33

                              B          : 2,66 < Nilai ≤ 3,00

                              B-         : 2,33 < Nilai ≤ 2,66

                              C+        : 2,00 < Nilai ≤ 2,33

                              C          : 1,66 < Nilai ≤ 2,00

                              C-         : 1,33 < Nilai ≤ 1,66

                              D+        : 1,00 < Nilai ≤ 1,33

                              D          : 0,00 < Nilai ≤ 1,00

 

Contoh: Nilai skala 4 yang diperoleh adalah 2,8 maka predikat nilainya adalah berada pada rentang 2,66 < Nilai ≤ 3,00 artinya mendapat Nilai B apabila lebih besar dari 2,66 dan lebih kecil atau sama dengan 3,00. Dengan demikian Nilai 2,8 mendapat Predikat B.

Cara manual di atas bisa digunakan tetapi membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama. Maka saya memberikan jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut dengan merubah sistimnya dari penilaian secara manual menjadi penilaian dengan sistim komputerisasi. Jadi guru tidak perlu lagi menggunakan kalkulator atau mencari satu persatu predikat nilai yang sesuai yang cukup banyak menghabiskan waktu dan energi. Namun cukup sekali ketik angkanya saja maka semua hasil langsung diperoleh secara cepat dalam detik itu juga.

Namun ada persyaratan harus dipenuhi yaitu guru harus memahami penggunaan Microsot Excel 2007. Karena penilaian dengan sistim komputerisasi yang saya berikan ini adalah menggunakan rumus-rumus yang tersedia pada Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah langkah-langkah cara menggunakannya:

1. Buatlah tabel pada Microsoft Excel seperti contoh berikut.

tabel - ketrampilan 1

2. Kemudian isilah pada kolom NO, NAMA SISWA dan NILAI.

3. Pada cell D8 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                             =(C8*4)/100

4. Pada cell D9 kolom SKALA 4 buatlah rumus berikut.

                                             =(C9*4)/100

5. Lalu blok cell D8 dan cell D9 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah ( ) pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah ( ) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

6. Selanjutnya pada cell E8 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(D8>3.66,”A”,IF(D8>3.33,”A-“,IF(D8>3,”B+”,IF(D8>2.66,”B”,IF(D8>2.33,”B-“,IF(D8>2,”C+”,IF(D8>1.66,”C”,IF(D8>1.33,”C-“,IF(D8>1,”D+”,”D”)))))))))

7. Pada cell E9 kolom PREDIKAT buatlah rumus berikut.

=IF(D8>3.66,”A”,IF(D8>3.33,”A-“,IF(D8>3,”B+”,IF(D8>2.66,”B”,IF(D8>2.33,”B-“,IF(D8>2,”C+”,IF(D8>1.66,”C”,IF(D8>1.33,”C-“,IF(D8>1,”D+”,”D”)))))))))

8. Lalu blok cell E8 dan cell E9 dengan menekan tombol SHIFT dan panah ke bawah ( ) pada keyboard secara bersamaan, lalu tempatkan kursor mouse pada sisi kanan bawah hingga muncul tanda tambah ( + ) . Kemudian tanpa melepas tariklah hingga ke baris paling bawah pada tabel yang sudah dibuat maka secara otomatis rumus-rumus pada cell-cell dibawahnya telah ada.

9. Langkah-langkah di atas akan menghasilkan tabel berikut.

tabel - ketrampilan 2

10. Maka secara otomatis akan menghasilkan predikat nilai tanpa perlu melihat pedoman penilaian K-13.

 

Mudah-mudahan rumus yang saya berikan ini bermanfaat bagi guru-guru di Indonesia. Selamat mencoba.

 

*Penulis adalah seorang guru yang berdomisili di Banda Aceh (bagi yang ingin berkomunikasi dengan penulis silakan kirim email ke: jumadalafrizal@gmail.com).

 

 

PENTING!!!

Bagi Bapak/Ibu/Sahabat yang ingin mengutip tulisan ini harap menyebutkan sumbernya sebagai bentuk penghargaan atas hak cipta intelektual yang telah diatur oleh undang-undang. Terima kasih atas pengertiannya.

 

NB:

Masih merasa kesulitan memahami tulisan ini? Silahkan langsung download artikelnya di sini.

Sudah berusaha tapi masih susah membuat tabel dan rumusnya? Silahkan langsung download aplikasinya di sini.

Sudahkah Kita Beretika di Jalan Raya?

Oleh: Jumadal Afrizal*

fotoKetika di jalan raya kita sering tidak mau peduli dengan kepentingan orang lain. Kita hanya memikirkan kepentingan kita sendiri. Ketika kita merasa diburu oleh waktu dengan penuh kesetanan kita memacu kendaraan tanpa memperhatikan keselamatan orang lain. Klakson pun kita bunyikan sekencang-kencangnya tanpa menghiraukan kenyamanan orang lain dalam berkendaraan. Orang-orang disekitar kita pun menjadi kecut nyalinya dengan kegilaan kita dalam berkendaraan. Kita telah benar-benar menjadi orang yang kehilangan akal sehat.

Tidakkah kita berpikir bagaimana kalau akibat dari kebut-kebutan di jalan raya bisa membawa malapetaka bagi orang lain? Bisa saja terjadi kecelakaan yang membawa maut. Tidakkah kita berpikir kematian seseorang akibat dari perbuatan kita bisa membuat orang tua kehilangan anaknya, istri kehilangan suaminya, seorang anak menjadi yatim piatu, adik kehilangan kakaknya, dan seterusnya dan seterusnya? Bukankah kita melihat kenyataan akhir-akhir ini betapa sangat tingginya angka kematian di jalan raya akibat kecelakaan. Mungkin saja angka-angka statistik kecelakaan akan semakin bertambah akibat perbuatan kita yang selalu ugal-ugalan di jalan raya.

Kita juga sering tidak beretika ketika membelokkan kendaraan ke kiri atau ke kanan. Seenaknya saja kita berbelok tanpa menghidupkan lampu sign tanda berbelok ke arah kiri atau lampu sign tanda berbelok ke arah kanan. Kita seringkali menghidupkan lampu sign pada saat akan berbelok secara tiba-tiba. Gerakan kendaraan kita yang begitu mendadak merubah haluan bisa membuat orang yang sedang berkendaraan di belakang kita menjadi hilang keseimbangan bisa saja membuatnya terpental jatuh dari kendaraan karena menghindar dari kendaraan kita. Bukankah lebih baik bila kita memperhitungkan jarak yang aman kapan akan menghidupkan lampu sign sebagai aba-aba akan berbelok. Sikap kehati-hatian ini tentu akan membuat orang lain merasa tidak terancam keselamatannya.

Berkomunikasi lewat HP sambil berkendaraan juga tidak beretika. Bagaimana bisa berkendaraan dengan hanya menggunakan sebelah tangan saja sementara tangan yang lain memegang HP. Tentu saja tindakan ini sangat beresiko karena konsentrasi di dalam mengendarai menjadi terpecah dan tidak fokus lagi melihat situasi di jalan. Bagaimana kalau tiba-tiba ada penyebarang jalan yang mendadak melintas di depan kita? Sudah pasti kita akan sulit mengendalikan diri dan menjaga keseimbangan kendaraan karena gerakan reflek menghindari bahaya di depan kita sudah terlambat. Mungkin saja kita akan terjatuh dari kendaraan terhempas ke badan jalan bersama kendaraan kita atau kemungkinan lain bisa saja kita telah lebih dulu menabrak si penyeberang jalan tanpa sempat mengelak. Apabila menginjak rem pun sudah terlambat karena sudah sangat dekat dan tidak mungkin bisa langsung terhenti kendaraan kita.

Atau bagaimana kalau ada kendaraan lain di depan yang melaju agak melambat dan kita tidak menyadarinya sebab sedang lalai dengan pembicaraan lewat HP sedangkan kendaraan kita melaju kencang tentu akan terjadi tabrakan dari belakang. Sudah pasti kita akan terhempas ke badan jalan begitu juga dengan pengendara yang kita tabrak akan terjatuh juga ke badan jalan. Lalu bagaimana kalau mendadak melintas mobil berukuran besar menabrak dan melindas kita. Tak sanggup dibayangkan apa yang akan menimpa kita dan pengendara itu. Apakah tidak pernah terpikirkan oleh kita semua resiko yang bakal terjadi akibat tindakan kita ini?

Kita paham betul jalur zebra cross adalah jalur khusus untuk orang-orang yang akan menyeberang jalan dengan lebih leluasa tanpa merasa takut akan terancam oleh kendaraan yang lalu lalang. Sehingga kalau kita melihat orang menyeberang dengan memanfaatkan zebra cross alangkah beretika kalau kita menghentikan laju kendaraan sesaat sampai si penyeberang benar-benar telah berhasil menyeberang jalan dengan selamat. Tapi apalacur ada atau tidak ada zebra cross rasa-rasanya sama saja bagi penyeberang jalan tetap tidak ada kenyamanan. Mereka tetap harus bersusah payah agar sampai ke seberang jalan dengan selamat. Terkadang mereka harus berlari-lari agar tidak diserempet oleh kendaraan yang melaju kencang dari kejauhan tanpa menghiraukan jalur yang akan dilewati adalah jalur aman bagi penyeberang jalan.

Begitu sulitkah untuk menjadi orang yang beretika di jalan raya? Apakah hanya kita saja yang berkepentingan terhadap akses jalan raya? Apakah orang lain tidak begitu kita pedulikan keberadaannya? Sudah hilangkah nurani kepekaan kita terhadap nilai manusia lain yang hadir di sekitar kita? Apakah karena kita bermobil orang lain bersepeda motor atau bahkan cuma bersepeda lalu kita mengecilkan arti orang lain? Alangkah naifnya bila kita telah di racuni oleh pikiran-pikiran picik seperti itu.

Tidakkah kita menyadari jalan adalah fasilitas publik yang harus bisa di akses oleh siapa saja untuk memudahkan aktifitasnya. Jadi setiap orang harus bisa mengambil manfaat tanpa ada diskriminasi hanya karena dianggap lemah posisinya di penglihatan orang lain. Orang yang duduk di belakang setir mobil mungkin saja akan merasa menjadi raja di jalan raya karena beranggapan lebih menguasai jalan raya dengan ukuran mobil yang besar dan bisa melaju kencang. Bahkan bisa saja orang yang bersepeda motor lebih memilih melambatkan kendaraannya bila telah berhadapan dengan mobil yang lebih besar yang sedang melaju kencang dan meminta diberikan jalan untuk dilewati. Tapi apakah memang etika seperti ini yang berlaku dimana kendaraan yang lebih kecil harus mengalah dari kendaraan yang lebih besar? Kalau begitu apa bedanya dengan hukum rimba yang berlaku di hutan belantara dimana binatang-binatang kecil harus selalu menjadi santapan hewan-hewan yang lebih besar dan buas.

Baru dikatakan beretika kalau kendaraan yang lebih besar lebih berhati-hati dalam membawa laju kendaraan. Apabila sedikit saja ceroboh bisa membawa maut bagi orang lain. Jangan mentang-mentang berbodi besar lalu menakut-nakuti pengendara lain dengan membunyikan klakson yang sangat nyaring yang bisa buat orang terkaget-kaget dan hilang konsentrasi dalam mengendarai kendaraan. Bahkan sampai memacu dengan kencang kendaraan di jalan yang padat dengan sesukanya tentu bukanlah sikap yang beretika.

Kita sudah sangat sering mendapati kejadian-kejadian tragis kematian akibat ditabrak mobil, tergencet ban tronton karena tersenggol dan lain sebagainya. Kita sudah sering melihat isi otak terburai, badan hancur remuk menjadi serpihan-serpihan, darah berceceran dimana-mana yang membuat kita miris betapa sangat mengerikan kehidupan di jalan raya. Nyawa setiap saat bisa saja melayang akibat kecerobohan orang lain yang tidak hati-hati dalam berkendaraan.

Kalau sudah begitu besar resiko ketika kita memasuki jalan raya lalu apa guna jalan bila mudharatnya sudah lebih besar dari manfaatnya? Tidakkah fungsi jalan yang pada mulanya untuk mempermudah akses agar bisa menjangkau satu tempat dengan lebih mudah telah berubah menjadi kuburan yang siap menanti kita setiap saat? Lalu fenomena apa yang bisa kita ambil kajian dari kesemrautan ini? Apakah wajah jalan raya adalah cerminan dari masyarakat kita yang telah sakit secara sosial? Mungkin orang awam seperti kita cuma bisa bertanya. Lalu kita serahkan pertanyaan ini kepada pihak-pihak terkait untuk menjawabnya.
*Penulis adalah seorang guru yang berdomisili di Banda Aceh.

 

PENTING!!!

Bagi Bapak/Ibu/Sahabat yang ingin mengutip tulisan ini harap menyebutkan sumbernya sebagai bentuk penghargaan atas hak cipta intelektual yang telah diatur oleh undang-undang. Terima kasih atas pengertiannya.